1. Imam Makkah (Masjidil Haram)
Sheikh Abdul Rahman Al-Sudais, Sheikh Maher Al-Muaiqly, Sheikh Bandar Baleela, dll.
Qiraat: Hafsh 'an 'Asim
Ciri khas:
Suara bacaan jelas dengan tajwid yang sempurna.
Melodi yang khas dan lambat, memudahkan makmum mengikuti bacaan.
2. Imam Madinah (Masjid Nabawi)
Sheikh Ali Al-Hudhaifi, Sheikh Abdullah Al-Bu'ainan, dll.
Qiraat: Hafsh 'an 'Asim
Ciri khas:
Bacaan lebih tenang dan cenderung lebih cepat dibandingkan Masjidil Haram.
Fokus pada kejelasan tajwid.
3. Imam Mesir
Sheikh Muhammad Siddiq Al-Minshawi, Sheikh Mahmoud Khalil Al-Husary, dll.
Qiraat: Hafsh 'an 'Asim (utama)
Beberapa imam mempelajari dan memperdengarkan Warsh 'an Nafi'.
Ciri khas:
Melodi yang artistik, terkadang sangat emosional.
Bacaan indah dengan seni maqamat.
4. Imam Afrika Utara (Maroko, Aljazair, Tunisia)
Qiraat: Warsh 'an Nafi'
Ciri khas:
Beberapa perbedaan dalam panjang pendek mad dan pengucapan seperti "Maliki" (tanpa mad panjang pada ayat ke-4).
Gaya bacaan lebih cepat dan lugas.
5. Imam Afrika Barat (Nigeria, Senegal)
Qiraat: Warsh 'an Nafi'
Ciri khas:
Penekanan pada kejelasan makhraj huruf.
Melodi bervariasi, sesuai dengan tradisi lokal.
6. Imam Asia Tenggara (Indonesia, Malaysia, Brunei)
Qiraat: Hafsh 'an 'Asim
Ciri khas:
Bacaan standar dengan tajwid yang diajarkan secara luas.
Melodi cenderung sederhana dibandingkan Timur Tengah.
7. Imam Sudan
Qiraat: Duri 'an Abi 'Amr
Ciri khas:
Bacaan unik seperti pada kata "maaliki" yang dibaca tanpa mad.
Perbedaan Qiraat pada Bacaan Imam Dunia:
Imam-imam dunia memilih qiraat berdasarkan tradisi lokal dan metode pengajaran yang dominan di wilayah mereka. Meski berbeda, semua qiraat tersebut mutawatir dan memiliki sanad yang sahih.
0 #type=(blogger):
Post a Comment